- Proses Pengolahan
Menurut Muchtadi (1989), proses pengolahan merupakan proses
mengubah bentuk dari bahan baku menjadi bahan jadi atau produk yang
memiliki sifat berbeda dari bahan aslinya yang bertujuan untuk
memperpanjang masa simpan dan untuk menciptakan diversifikasi pangan.
Proses pengolahan dibagi menjadi dua, yaitu proses produksi secara
kontinyu dan proses produksi secara batch. Proses produksi tepung terigu di
PT. ISM. Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya secara keseluruhan dapat
dinyatakan bersifat kontinyu. Proses produksi secara kontinyu adalah proses
produksi yang berlangsung secara terus-menerus. Proses pengolahan biji
gandum menjadi tepung terigu terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap
penerimaan biji gandum dari silo biji gandum, pembersihan biji gandum,
penambahan air (conditioning), penggilingan biji gandum menjadi tepung
terigu, pengepakan, dan penyimpanan. Diagram alir proses penggilingan
biji gandum menjadi tepung terigu yang dilakukan oleh PT. ISM. Tbk.
Bogasari Flour Mills Surabaya.
- Proses Pengolahan Biji Gandum Menjadi Tepung Terigu
Proses Pengolahan Biji Gandum Menjadi Tepung Terigu dibagi dalam
dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap penggilingan (milling). Tahap
persiapan adalah tahap mempersiapkan kondisi biji gandum sebelum
digiling agar dicapai kualitas tepung yang ditetapkan oleh perusahaan
dengan cara membersihkan biji gandum dari kotoran-kotoran serta
pengkondisian biji gandum sebelum digiling. Proses pembersihan biji
gandum ada beberapa tahap yaitu pre-cleaning, first cleaning, dan second
cleaning. Tahap pengkondisian biji gandum sebelum digiling meliputi
dampening dan conditioning. Proses persiapan dan penggilingan biji gandum menjadi tepung terigu berada di seksi milling yang dibagi menjadi
empat bagian yang berbeda, yaitu miller AB, miller CD, miller EF, dan
miller GH. Seksi milling dibagi menjadi 2 departemen:
a) milling 1 yang melingkupi miller GH, miller CD, dan milling support dan
b) milling 2 yang melingkupi miller AB, miller EF serta pelletizing.
Biji gandum diimpor dan
diangkut dengan menggunakan kapal milik PT. ISM. Tbk. Bogasari Flour
Mills Surabaya. Biji gandum dari kapal pengangkut dibersihkan terlebih
dahulu sebelum disimpan dalam silo biji gandum
2. Pembongkaran Biji Gandum dari Kapal
Jenis biji gandum yang digunakan oleh PT. ISM. Tbk. Bogasari
Flour Mills Surabaya yaitu hard wheat, soft wheat, dan durum wheat.
Perbedaan jenis hard wheat dari soft wheat terletak pada granula pati dan
kandungan protein pada biji gandum. Granula pati pada jenis hard wheat
berukuran lebih besar dan bergerigi sehingga dapat saling berkaitan kuat
yang membuat kernel menjadi kuat dan susah untuk pecah sedangkan
granula pati pada jenis soft wheat lebih kecil dan berbentuk bundar serta
mudah sekali terpisah. Selain itu, jenis soft wheat memiliki kandungan
protein lebih rendah daripada hard wheat (Wheat Foods Council, 2011).
Biji gandum yang diimpor dari Australia, Amerika Serikat, dan
Kanada yang diangkut menggunakan kapal milik PT. ISM Tbk. Bogasari
Flour Mills dan terkadang dengan menggunakan kapal sewa. PT. ISM Tbk.
Bogasari Flour Mills memiliki 3 kapal. Kapal pengangkut memiliki sekitar
5-7 palka sebagai tempat penyimpanan biji gandum selama transportasi.
Kapal yang akan datang akan diketahui oleh divisi maritim.
Divisi maritim bertugas untuk membuat dan memberikan memo
kepada divisi Jetty and Silo pada saat kapal pengangkut biji gandum akan
datang. Divisi Jetty and Silo adalah divisi yang bertanggung jawab dalam
Bagian Bongkar-muat. Divisi Bongkar-muat menjadi pelaksana
pembongkaran biji gandum yang datang dan pengunggahan pellet dan
tepung terigu untuk dimuat kapal untuk tujuan ekspor. Divisi Jetty and Silo
membuat memo kepada Bagian Automation, Wheat silo, Line Maintenance,
Laboratorium, sekuriti, dan kantin. Divisi Wheat Silo bertugas
mempersiapkan silo untuk penyimpanan biji gandum yang datang/diterima.
Kualitas biji gandum yang datang kemudian diperiksa oleh pihak
laboratorium seperti sifat fisik, kadar air, dan protein biji gandum. Biji
gandum yang telah sesuai standar kemudian disimpan di dalam silo biji
gandum sehingga memerlukan persiapan mesin terlebih dahulu.
Mesin yang dipersiapkan adalah timbangan, grain unloader,
transfer line, aspiration system, dan separator. Mesin timbangan diperlukan
untuk menimbang berat biji gandum yang disedot dari palka kapal. Di PT.
ISM. Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya terdapat 3 jenis grain unloader,
yaitu Hartmann I, Hartmann II, dan Neuero yang merupakan alat penghisap
biji gandum dari palka kapal. Setiap grain unloader memiliki saringan
dengan ukuran 20 cm, sehingga benda yang lebih besar dari ukuran tersebut
tidak ikut terhisap. Satu unit mesin penghisap memiliki dua pipa yang
masing-masing memiliki kapasitas penghisapan 300 ton/jam.
Biji gandum yang telah dihisap bergerak melewati hopper, kemudian
ditimbang dengan menggunakan weigher. Biji gandum selanjutnya melalui
grain separator untuk memisahkan biji gandum dari impurities yang
berukuran lebih besar dari 10 cm. Biji gandum diangkut dengan
menggunakan belt conveyor menuju ke grain separator. Grain separator
berfungsi untuk menghilangkan impurities yang lebih besar dari ukuran biji
31
gandum. Selama biji gandum melalui belt conveyor tahap penghilangan
debu dilakukan dengan menggunakan air filter sehingga debu tidak
bertebaran di sekitar area pabrik dan udara yang dikeluarkan tetap bersih.
3. Penyimpanan Biji Gandum dalam Silo
Penyimpanan biji gandum sebagai bahan baku pabrik dilakukan
menggunakan silo biji gandum. Silo merupakan tempat menyimpan biji
gandum maupun hasil produksi seperti pellet dan tepung yang berbentuk
silinder dan mengerucut pada bagian bawah. Silo dipilih sebagai tempat penyimpanan biji gandum
berdasarkan pada kemudahan perawatan dan pembersihannya. Sebelum silo
digunakan untuk menyimpan biji gandum, silo yang kosong dibersihkan
dari sarang kutu yang menempel pada dinding silo dengan cara di-fogging
sehingga sisa biji gandum dari penyimpanan sebelumnya serta sarang kutu
yang masih menempel pada dinding silo dapat jatuh ke bagian dasar silo
yang disebut cones. Cones ini berbentuk kerucut, sebagai tempat
pengeluaran biji gandum. Proses fogging menggunakan food grade pestiside
sehingga aman untuk bahan pangan. Setelah pembersihan dinding silo,
cones silo pun dibersihkan.
Pembersihan cones masih perlu dilakukan mengingat sisa biji
gandum dan sarang kutu pada saat pembersihan dinding silo yang jatuh ke
area cones. Pembersihan cones dilakukan oleh satu orang yang masuk ke
dalam silo melalui man hole yang berada di bagian bawah silo. Pembersihan
dilakukan dengan menggunakan sapu panjang khusus untuk membersihkan
cones silo dan untuk kotoran yang sulit dibersihkan dengan sapu, maka
dibersihkan dengan menggunakan angin kompressor. Pekerja yang
membersihkan cones silo harus menggunakan topi, masker, ear plug atau
penutup telinga, dan pakaian serta sepatu dalam keadaan bersih dan sesuai
standar agar tidak terjadi kontaminasi silang
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
pengisian biji gandum ke dalam silo, yaitu:
1) satu silo tidak boleh diisi dengan dua atau lebih jenis biji gandum pada
waktu pengisian dan penyimpanan yang sama,
2) silo hanya boleh diisi jika telah dibersihkan sesuai dengan ketentuan,
3) biji gandum dengan jenis yang sama namun tanggal kedatangan kapal
pengangkut yang berbeda tidak boleh berada pada silo yang sama.
Biji gandum yang datang harus diperiksa terlebih dahulu oleh staf
QC meliputi pemeriksaan kadar protein, air, dan abu; juga berat volume biji
gandum tersebut. Biji gandum yang disimpan dalam silo sulit untuk diukur
beratnya. Biji gandum dalam silo diukur beratnya dengan menggunakan
metode sounding, yaitu dengan mengukur ketinggian biji gandum yang ada
di dalam silo. Berat total biji gandum dalam silo dapat diketahui
berdasarkan data tinggi timbunan biji gandum di dalam silo dan densitas
kamba biji gandum.
Biji gandum yang diperlukan untuk proses milling akan dipindahkan
ke dalam raw wheat bin. Proses pemindahan biji gandum dari wheat silo
menuju raw wheat bin menggunakan chain conveyor. Lokasi raw wheat bin
33
berada di divisi milling. Proses pemindahan ini dilakukan oleh deputi silo
berdasarkan permintaan bagian PPIC (Production Planning Inventory
Control). Terdapat dua macam timbangan yaitu timbangan yang bersifat
batch dan timbangan yang bersifat kontinyu. Timbangan yang bersifat
kontinyu yaitu timbangan yang beroperasi dengan cara merekam laju alir
masuknya bahan. Wheat silo menggunakan timbangan yang bersifat
kontinyu dengan kapasitas angkut pada jalur conveyor terpasang sebesar
200 ton/jam. Namun, kapasitas angkut yang biasa digunakan hanya sekitar
75% dari kapasitas terpasang, yaitu 145-150 ton/jam agar umur simpan
mesin menjadi lebih panjang. Biji gandum dari wheat silo yang dipindah
menuju raw wheat bin juga sekaligus melalui tahap separasi dengan
menggunakan drum separator, magnetic separator, dan filter.
4. Pembersihan Pendahuluan (Precleaning).
Precleaning pada proses pengolahan biji gandum menjadi tepung
adalah proses pembersihan awal biji gandum dari wheat silo sebelum masuk
ke dalam raw wheat bin karena biji gandum belum sepenuhnya bersih dari
impurities. Biji gandum dari wheat silo, yang merupakan tempat
penyimpanan biji gandum, ditransfer dengan menggunakan chain conveyor
menuju mill unit. Sebelum masuk ke dalam raw wheat bin, biji gandum
dibersihkan dengan menggunakan precleaning separator. Precleaning
separator berfungsi memisahkan impurities biji gandum berdasarkan
ukuran. Biji gandum yang telah melalui precleaning separator masuk ke
dalam raw wheat bin. Kapasitas pembersihan precleaning separator adalah
200 ton/jam.
Precleaning separator berbentuk seperti drum separator. Raw wheat
bin memiliki flowmatic regulator yang berfungsi untuk mengatur laju
pengeluaran masing-masing jenis biji gandum untuk mendapat campuran
biji gandum sesuai dengan kadar protein tepung yang diharapkan. Proses ini
34
biasa disebut gristing. Metode pencampuran ini dilakukan dengan flowmatic
regulator yang secara dengan mengatur dan membagi biji gandum sesuai
dengan pengaturan yang dilakukan oleh operator, misalnya untuk membuat
tepung “Cakra Kembar” dibutuhkan 50% biji gandum jenis “A”, 40% biji
gandum jenis “B”, dan 10% biji gandum jenis “C”; kemudian laju
pengeluaran biji gandum jenis “A” akan diatur oleh operator dengan cara
mengatur flowmatic regulator pada raw wheat bin biji gandum jenis “A”
agar biji gandum jenis “A” dikeluarkan sebesar 50% dari total berat biji
gandum yang akan digunakan produksi tepung “Cakra Kembar”, begitu
juga untuk biji gandum jenis “B” dan “C” agar menghasilkan tepung “Cakra
Kembar” dengan kadar protein minimal 13%. Biji gandum yang telah
dikeluarkan dari raw wheat bin kemudian dibawa dengan menggunakan
bucket elevator dan screw conveyor menuju ke proses pembersihan pertama
(first cleaning). Proses pencampuran terjadi pada saat biji gandum berada
pada screw conveyor.
5. Pembersihan Pertama (First Cleaning).
Pembersihan pertama (first cleaning) yang dilakukan oleh PT.
ISM. Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya mulai dari raw wheat bin hingga
proses conditioning. Pembersihan pertama (first cleaning) terdiri dari
pemisahan impurities berupa logam dengan menggunakan magnet
separator, pemisahan impurities berdasarkan berat jenis dengan
menggunakan ayakan separator, pemisahan berdasarkan bentuk dan ukuran
dengan menggunakan indented cylinder separator, pemisahan impurities
dengan menggunakan scourer dan terara clasifier (TRR), serta pemisahan
dengan menggunakan dry stoner. Biji gandum dari raw wheat bin dibawa
oleh bucket elevator dan screw conveyor menuju ke magnet separator untuk
pemisahan impurities berupa logam. Bentuk magnet pada magnet separator
adalah silinder. Cemaran logam menempel pada magnet yang ada di dalam
35
magnet separator. Biji gandum yang lolos dari magnet separator kemudian
ditampung di dalam tempat penampungan sementara, yaitu hopper.
Biji gandum yang berada di dalam hopper ditimbang dan ditransfer
ke ayakan separator dengan menggunakan screw conveyor. Pada ayakan
separator ini, biji gandum dipisahkan menjadi dua yaitu biji gandum
berbobot jenis ringan dan berat. Biji gandum ringan masuk ke dalam
indented cylinder separator dan biji gandum berat ke dalam dry stoner. Biji
gandum yang berada dalam indented cylinder separator kemudian dipisah
berdasarkan bentuk (bulat dan panjang) dan ukuran biji gandum sesuai
dengan ketentuan standard produk dari perusahaan sehingga impurities
berbobot jenis ringan terpisah dari biji gandum dan masuk ke dalam oval
bin. Sementara itu, biji gandum baik masuk ke dalam scourer untuk
pemisahan impurities seperti debu dengan menggunakan gesekan sehingga
debu yang dihasilkan dapat dihisap oleh TRR.
TRR menghisap udara yang mengandung debu tersebut dan
memisahkannya sehingga saat udara dilepaskan ke luar pabrik tetap bersih
dan tidak tercemar debu. Biji gandum yang telah melewati scourer diangkut
dengan bucket elevator menuju screw dampener 1. Biji gandum berbobot
jenis besar yang keluar dari separator masuk ke dalam dry stoner untuk
dipisahkan dari impurities seperti batu. Impurities yang diperoleh dari
ayakan separator, indented disc separator, dan scourer kemudian masuk ke
dalam oval bin. Impurities dari oval bin dihancurkan di dalam hammer mill
yang kemudian diangkut menuju pelletizing section untuk diolah bersama
by product lainnya. Impurities yang masuk ke dalam oval bin ialah
impurities organik seperti biji-biji selain biji gandum. Biji gandum dari dry
stoner dibawa ke screw dampener.
6. Dampening dan Conditioning Biji Gandum.
Biji gandum yang berada di dalam screw dampener 1 mengalami
dampening. Dampening adalah proses penambahan air pada biji gandum
agar menghasilkan kadar air sesuai dengan yang diinginkan (Bujanca,
2009). Biji gandum yang melewati screw dampener disemprot dengan air.
Fungsi utama penambahan air adalah untuk melunakkan bran yang masih
melekat pada biji gandum sehingga bran menjadi liat dan mudah dipisahkan
dari endosperm. Jumlah air yang ditambahkan dapat dihitung secara
matematis dengan menggunakan persamaan yang dapat dilihat pada
Gambar 5.4. W adalah jumlah air yang ditambahkan (kg), M2 adalah kadar
Impurities
Impurities
Raw Wheat Bin
Magnet Separator
Ayakan Separator
Logam
Indented Disc Separator Dry Stoner
Scourer
First Tempering
Impurities
Oval Bin
37
air yang diinginkan (%), M1 adalah kadar air biji gandum awal (%), dan Q
adalah berat biji gandum (kg).
Tahap dampening yang dilakukan oleh PT. ISM. Tbk. Bogasari
Flour Mills Surabaya sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
conditioning 1. Pada proses dampening 1, kadar air yang ingin dicapai ialah
15-16% sedangkan pada proses dampening 2 kadar air yang ingin dicapai
ialah 16-16,8%. Proses conditioning pada miller GH dilakukan sebanyak 2
kali karena miller GH digunakan untuk menggiling biji gandum jenis hard
wheat. Biji gandum hard wheat membutuhkan waktu yang lama untuk
penetrasi air, selain itu jumlah air yang diserap juga bergantung pada
kandungan protein. Biji gandum jenis hard wheat memiliki kandungan
protein yang tinggi, semakin tinggi protein tepung maka daya serap air
semakin tinggi (Wheat Foods Council, 2011; Murtini et al., 2005).
Dampening pada biji gandum dilakukan di dalam alat yaitu screw
dampener. Pengukuran jumlah air untuk dampening di PT. ISM. Tbk.
Bogasari Flour Mills Surabaya dilakukan dengan bantuan alat water meter
atau flow meter. Water meter adalah alat yang dapat mendeteksi laju aliran
dan jumlah biji gandum kemudian mengatur jumlah air yang ditambahkan.
Biji gandum mengalir melalui screw dampener yang berfungsi untuk
menyemprotkan air dan mengaduk biji gandum sehingga mempercepat
peresapan air ke dalam biji gandum. Pada alat screw dampener terdapat
screw yang bergerak berputar sehingga biji gandum ikut berputar mengikuti
screw sehingga terjadi pengadukan, kemudian di dalam alat screw
dampener terdapat penyemprot air.
Faktor yang mempengaruhi jumlah air yang ditambahkan saat tahap
dampening diuraikan di bawah ini.
a) Jenis biji gandum
Jenis biji gandum mempengaruhi jumlah air yang ditambahkan. Jenis
hard wheat memiliki tekstur kernel yang keras dan juga memiliki
kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan soft wheat sehingga
membutuhkan air lebih banyak.
b) Kadar air awal biji gandum
Kadar air rata-rata biji gandum biasanya berkisar antara 9-10,5%. Kadar
air awal yang berbeda mengakibatkan jumlah air yang dibutuhkan juga
berbeda meskipun jenis biji gandum sama.
c) Kondisi Iklim
Kondisi iklim menentukan penambahan air pada biji gandum terkait
dengan kadar air awal biji gandum. Saat iklim kemarau, kadar air biji
gandum umumnya lebih rendah sehingga penambahan air ditingkatkan
sebanyak 1-1,5%.
Penambahan air untuk jenis hard wheat pada saat dampening 1 sebesar 2/3
dari penambahan air total, sedangkan penambahan air saat dampening 2
adalah sebesar 1/3 dari penambahan air total.
Setelah dilakukan proses dampening 1, biji gandum diangkut
menuju tempering bin 1 untuk proses conditioning dengan menggunakan
screw conveyor. Conditioning pada tempering bin 1 menggunakan sistem
kontinyu dengan laju biji gandum keluar sebesar 40 ton/jam. Waktu yang
digunakan untuk conditioning pada tempering bin 1 adalah 70% dari total
conditioning time. Biji gandum dari tempering bin 1 menuju screw
dampener 2 diangkut dengan menggunakan screw conveyor. Saat biji
gandum berada dalam screw dampener 2, biji gandum disemprot dengan
air. Setelah itu biji gandum dibawa menuju tempering bin 2 untuk proses conditioning 2 dengan waktu conditioning yaitu 30% dari total conditioning
time. Biji gandum yang keluar dari tempering bin 2 diharapkan sudah
mencapai kadar air sekitar 16,8%. Berikut waktu yang dibutuhkan untuk
beberapa jenis biji gandum, yaitu:
a) hard wheat : 18-36 jam
b) soft wheat : 8-18 jam
7. Pembersihan Kedua (Second Cleaning).
Proses pembersihan kedua (second cleaning) dilakukan setelah
proses conditioning selesai. Second cleaning meliputi tahap pemisahan
impurities dengan menggunakan scourer dan TRR. Scourer berfungsi untuk membersihkan debu yang masih menempel pada biji gandum dengan
menggunakan prinsip gesekan dan penghisapan udara pada scourer oleh
TRR. Udara yang disedot oleh TRR dibersihkan dari debu sehingga pada
saat udara dilepaskan ke luar, tidak mencemari lingkungan. Hasil dari
pembersihan kedua adalah biji gandum dengan kadar air tepat yang telah
bersih dari impurities yang siap untuk digiling dengan menggunakan break
roll.
8. Milling
Milling adalah proses pemisahan biji gandum menjadi bagianbagian
seperti endosperm, sekam, dan germ serta mengecilkan ukuran
endosperm. Sistem penggilingan yang
dilakukan di PT. ISM. Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya adalah sistem
pemecahan bertahap. Proses milling dibagi menjadi tiga tahap proses yaitu
breaking process, purification process, dan reduction process. Breaking
process adalah proses pemecahan biji gandum. Purification process adalah
proses memurnikan endosperm dari bran yang masih menempel sehingga
endosperm benar-benar bersih dari bran. Reduction process adalah proses
mereduksi ukuran partikel endosperm menjadi tepung.
Breaking process berlangsung saat biji gandum yang telah melalui
proses conditioning digiling dengan menggunakan break roll sehingga
dihasilkan partikel endosperm yang telah terpecah-pecah dan terpisah dari
bran, pollard, dan germ. Bran adalah bagian kulit biji gandum. Pollard
adalah bagian gandum yang terletak lebih dekat dengan endosperm. Germ
merupakan bagian lembaga biji gandum. Bran, pollard, dan germ ditransfer
menuju ke pelletizing section untuk diolah menjadi pellet. Break roll
dilengkapi dengan dua buah rol baja bergerigi yang berputar berlawanan
arah dan dapat diatur ukuran celah di antara kedua rol tersebut sehingga biji
gandum dapat pecah menjadi ukuran yang lebih kecil. Break roll ini berfungsi untuk memecah biji gandum sehingga pecahan partikel
endosperm terpisah dari kulit biji gandum (bran). Rol yang termasuk
golongan ini adalah roll dengan kode B1 sampai B5.
Biji gandum yang masuk ke dalam break roll terpecah-pecah
menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
a) coarse semolina : 566 – 1180 µm,
b) fine semolina : 400 – 566 µm,
c) coarse middling : 280 – 400 µm, dan
d) fine middling : < 180 – 280 µm
Partikel biji gandum setelah keluar dari break roll dibawa ke sifter
menggunakan pneumatic conveyor.
Partikel biji gandum yang berada di sifter diayak dan didistribusikan
ke reduction roll berdasarkan ukuran pecahan partikel endosperm setelah
melalui break roll untuk mengalami proses reduksi lebih lanjut agar
memenuhi ukuran partikel tepung yang ditetapkan oleh perusahaan.
Reduction process meliputi:
1) sizing process, yaitu mereduksi semolina menjadi middling dan tepung;
2) middling process, yaitu mereduksi middling menjadi tepung; dan
3) tailing process, yaitu mereduksi middling yang bercampur dengan bran
menjadi tepung dan memisahkan germ dengan cara menekan germ
menjadi flat. Germ yang berbentuk flat dipisahkan pada saat tepung
melalui sifter.
Reduction roll berfungsi untuk menggiling butir-butir partikel
endosperm yang masih kasar menjadi ukuran yang lebih halus hingga
menjadi tepung. Rol yang termasuk golongan ini adalah rol dengan kode C1
sampai C11.
Partikel biji gandum dari reduction roll dibawa menuju sifter untuk
proses sifting dengan pneumatic conveyor. Proses penggilingan dan pengayakan dengan sifter ini dilakukan secara terus-menerus agar
memastikan kandungan endosperm yang diambil dari biji gandum benarbenar
optimal, yaitu sekitar 77% dari 102% berat biji gandum awal. 102%
biji gandum terdiri dari 77% yang dijadikan tepung, 14% bran, 2%
Industrial Flour, dan 9% pollard. Pada saat biji gandum dipecah oleh break
roll, endosperm terpecah menjadi beberapa bagian antara lain middling.
Partikel kategori middling yang telah mengalami proses reduksi dari
semolina kemudian masuk ke dalam mesin bran finisher untuk memisahkan
endosperm yang masih melekat pada bran. Hasil dari pemisahan dengan
menggunakan bran finisher adalah tepung dan sedikit partikel endosperm
yang sangat sulit dipisahkan dari bran.
Partikel endosperm yang sangat sulit dipisahkan dari bran pada
tahap bran finisher masuk ke dalam vibro finisher. Hasil dari vibro finisher
adalah tepung dan bran yang telah bersih dari bran. Tepung-tepung yang
dihasilkan dari tahap sifting, bran finishing, dan vibro finishing masuk ke
dalam purifier untuk memastikan sudah benar-benar tidak ada bran yang
masih menempel pada endosperm. Tepung kemudian diayak dengan sifter
dan kemudian dibawa menuju fortifier dengan menggunakan screw
conveyor. Tepung-tepung yang berada di dalam fortifier dicampur dengan
zat aditif berupa zat besi, zinc, asam folat, vitamin B1, dan vitamin B2.
Tepung-tepung tersebut kemudian dibawa menuju rebolter yang bertujuan
untuk mengayak kembali tepung yang sudah halus dan memastikan tidak
ada cemaran karena rebolter merupakan pengaman terakhir tepung sebelum
menuju ke divisi packing untuk di-packing. Prinsip rebolter sama dengan
sifter yaitu mengayak tepung dengan menggunakan ayakan ukuran 250 μm.
Tepung yang telah melalui rebolter dimasukkan ke dalam entoleter
yang berfungsi untuk membunuh telur kutu dengan gaya sentrifugal.
Kecepatan entoleter adalah 3.000 rpm. Tepung kemudian ditransfer menuju flour silo dengan menggunakan blower untuk dikemas. Hasil dari proses
penggilingan sampingan seperti bran, pollard dan germ diproses menjadi by
product bersama dengan impurities lainnya yang berasal dari oval bin.
Komentar
Posting Komentar