Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mengatakan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan China sejak 6 Juli lalu juga memiliki dampak kepada Indonesia. Di blog ini saya akan memberi tahu dampak positif dan negatif apa saja yang di dapat.
Dilansir dari CNBC International, berikut rentetan peristiwa penting yang terjadi hingga saat ini:
2 Mei 2016: Selama kampanye kepresidenan, Donald Trump membandingkan defisit perdagangan AS dengan China menyebutnya dengan istilah 'pencurian'.
28 Juni 2016: Trump membentangkan tujuh langkah perdagangan untuk mengembalikan pekerjaan Amerika, termasuk melabeli China sebagai manipulator mata uang pada hari pertama menjabat di Gedung Putih dan menggunakan "setiap kekuatan presidensial yang sah untuk memperbaiki perselisihan perdagangan". Taktik dagang itu termasuk penerapan tarif.
November 2016 - Januari 2017: Trump memenangkan pemilihan presiden AS, lalu memilih mereka yang terkenal dengan sebutan hawks (mereka yang senang menggunakan kekuatan politik ketimbang diskusi) untuk menempati posisi penting dalam perdagangan.
* Peter Navarro, penulis 'Death by China', ditunjuk untuk menjabat sebagai pemimpin Dewan Perdagangan Nasional yang baru dibentuk.
* Robert Lighthizer, yang sebelumnya menegosiasikan pembatasan impor baja dan merupakan wakil perdagangan AS selama pemerintahan Reagan, diangkat sebagai Perwakilan Perdagangan AS.
7 April 2017: Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bertemu dengan Trump di resor Mar-a-Lago di Florida. Pertemuan dua hari itu berakhir dengan bersahabat. Xi menyetujui rencana 100 hari untuk mengadakan pembicaraan perdagangan untuk meningkatkan ekspor AS dan mengurangi defisit dengan China, serta meningkatkan kerja sama dalam menekan ancaman nuklir Korea Utara.
12 April 2017: Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal dia tidak akan menyebut China sebagai manipulator mata uang dalam laporan yang akan dikeluarkan Departemen Keuangan.
- Dampak Positif untuk Negara Indonesia
1. Indonesia punya peluang ekspor
Akibat perang dagang itu, Indonesia punya potensi untuk mengekspor barang ke kedua negara itu. Tidak cuma itu, Indonesia juga bisa jadi negara ketiga yang "mengambil jatah" ekspor China dan Amerika.
Beberapa komoditas yang bisa diekspor Indonesia, adalah baja, alumunium, buah, dan besi.
- Dampak Negatif untuk Negara Indonesia
1. Menurunnya ekspor bahan baku Indonesia ke China dan Amerika
Ini terjadi jika cakupan perang dagang meluas ke produk lain. Tahap pertama dampak ke Indonesia ekspor kedua negara belum terlalu besar. Produk yang dihasilkan China kemudian diekspor ke Amerika itu ambil bahan baku dari Indonesia relatif sedikit. Begitu coverage diperluas, perlu kajian lebih lanjut sejauh apa dampak terhadap ekspor untuk kedua negara tersebut.
2. Terjadi trade diversion yang bisa dimaksimalkan Indonesia
Hal ini terjadi akibat adanya intensif penurunan tarif, misalnya Indonesia yang sebelumnya selalu mengimpor gula dari China beralih menjadi mengimpor gula dari Thailand karena lebih murah.
- Cara Menanggulangi Dampak Negatif
1. Pemerintah harus segera mencari strategi mengalihkan produk ekspor ke pasar lain, seperti Afrika Bagian Tengah dan Selatan, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah, dan Rusia. Sebab, beberapa komoditas strategis seperti minyak sawit (CPO), tekstil, hingga karet akan terkena imbas.
2. Memperkuat ekspor atau aktivitas yang menghasilkan devisa serta menjaga nilai impor.
3. Mengerem permintaan barang-barang tidak prioritas sebagai antisipasi dampak perang dagang.
Sumber Referensi :
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180620154637-4-19778/rangkaian-kejadian-penyebab-perang-dagang-as-china (diakses pada tanggal 13/12/2018, 22.14 WIB)
https://www.idntimes.com/business/economy/helmi/3-dampak-perang-dagang-amerika-vs-china-terhadap-indonesia/full (diakses pada tanggal 13/12/2018, 21.30 WIB)
https://nasional.kontan.co.id/news/efek-negatif-perang-dagang-as-dan-china (diakses pada tanggal 13/12/2018, 21.58 WIB)
https://finansial.bisnis.com/read/20180710/9/814888/jusuf-kalla-jelaskan-dampak-perang-dagang-as-china-untuk-indonesia (diakses pada tanggal 13/12/2018, 22.06 WIB)
Komentar
Posting Komentar